Jakarta – Ketidakpastian pada sedang jeda tarif yang dimaksud disebabkan Amerika Serikat (AS) terhadap negara-negara Asia tidaklah terelakan. Kawasan ini miliki surplus dagang yang mana besar dengan AS, juga perekonomian berbagai negara sangat bergantung pada ekspor.
Sekarang, negara-negara Asia hanya sekali miliki sekitar tujuh minggu untuk merundingkan kesepakatan dagang baru dengan AS. Octa Broker mengamati kemajuan yang telah terjadi dicapai sejauh ini dan juga menganggap kesempatan untuk mencapai kesepakatan akhir.
Sejak Donald Trump bermetamorfosis menjadi Presiden ke-47 Amerika Serikat (AS), bursa makin mengkhawatirkan kesehatan dunia usaha dunia. Secara khusus, prospek tatanan perdagangan internasional berubah menjadi tiada pasti pada waktu sistem pemilihan Trump 2024 meliputi klaim luas tentang tarif baru. Dan pada tanggal 2 April 2025, Trump mengungkap strategi tarif ‘timbal balik’ yang dimaksud sudah ada lama dijanjikan, yang digunakan pada dasarnya memberlakukan bea masuk besar-besaran pada lebih tinggi dari seratus negara.
Namun, kurang dari seminggu pasca mengungkapkan tarif timbal balik tersebut, Trump menyesuaikan kebijakannya, dan juga menyatakan bahwa negara-negara yang tersebut belum membalas akan mendapat kelonggaran hingga Juli dan juga belaka akan menghadapi tarif umum Negeri Paman Sam sebesar 10%. Pada ketika yang sama, tarif untuk China semakin dinaikkan.Gagasan utama pada balik kebijakan perdagangan agresif Trump adalah bahwa biaya impor yang tersebut lebih tinggi membesar akan menggalakkan produsen global untuk memindahkan produksi ke AS, juga pada pada waktu yang mana sejenis menekan negara lain untuk membeli lebih besar banyak barang AS, dengan demikian menghurangi defisit perdagangan Amerika Serikat yang mana sangat besar.
Oleh oleh sebab itu itu, negara-negara yang digunakan mendapatkan surplus perdagangan besar dengan Negeri Paman Sam merupakan pihak yang paling takut juga paling dirugikan oleh tarif ini. Banyak dari negara-negara ini berada di dalam Asia Selatan kemudian Tenggara (lihat tabel ke bawah). Bagi negara-negara ini, langkah Trump untuk menjeda tarif timbal balik selama 90 hari merupakan kesempatan penting untuk negosiasi.
Sumber: Dana Moneter Internasional, Gedung Putih |
Negosiasi antara Amerika Serikat dengan China dimulai minggu berikutnya dan telah dilakukan membuahkan beberapa hasil positif. Ada harapan pada antara negara-negara Asia lainnya bahwa diskusi produktif mirip lalu kesepakatan untuk menurunkan dampak tarif yang dimaksud diusulkan dapat dilakukan. Beberapa minggu mendatang sangat penting dikarenakan negara-negara menjalani periode negosiasi sebelum jeda 90 hari berakhir, untuk mencoba mengamankan ketentuan dagang yang digunakan lebih lanjut menguntungkan dengan AS.
China
Artikel ini disadur dari Berikut Prospek Kesepakatan Dagang Asia Tenggara versi Octa Broker











