DKI Jakarta – Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan juga otoritas Chile menyepakati penguatan kerja sejenis pertanian melalui pertukaran teknologi, peningkatan kapasitas, juga perluasan akses bursa global guna menyokong ketahanan pangan juga perdagangan bilateral.
"Pengalaman Chile menjadikan dia negara yang mana tangguh di manajemen sumber daya air, yang sangat relevan bagi Tanah Air untuk menghadapi tantangan inovasi iklim,” kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.
Kesepakatan itu dicapai di perjumpaan antara Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bersatu Menteri Pertanian Chile Esteban Valenzuela Van Treek di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, DKI Jakarta Hari Senin (19/5).
"Salah satu fokus utama kerja mirip adalah pengembangan teknologi pertanian, khususnya pengelolaan sumber daya air," ujar Mentan.
Chile yang tersebut mempunyai pengalaman panjang di menghadapi kekeringan ekstrem selama 14 tahun akibat El Nino, dinilai memiliki sistem manajemen air yang mana tangguh kemudian relevan untuk diadopsi di dalam Nusantara guna menghadapi dampak inovasi iklim.
Selain itu, Chile memperkenalkan varietas padi hemat air yang semata-mata membutuhkan 40 persen dari permintaan air normal. Teknologi itu dinilai potensial pada menggalang upaya Nusantara mencapai swasembada pangan di dalam sedang ancaman krisis iklim.
Di bidang perdagangan, Chile mengajukan keinginan untuk mengekspor susu juga kentang ke Indonesia.
Mentan Amran menyambut positif usulan tersebut, namun menegaskan bahwa evaluasi terhadap produksi kemudian keperluan di negeri terus menjadi prioritas, khususnya untuk komoditas kentang.
Sementara itu, Nusantara terbuka terhadap impor susu dari Chile, mengingat produksi pada negeri masih terbatas dibandingkan keperluan konsumsi nasional sebesar 3,8 jt ton per tahun.
Chile juga menyampaikan minat untuk mengekspor sapi hidup ke Indonesia, seiring produktivitas lebih tinggi peternakan dia yang mana mampu menghasilkan kembali 30 liter susu per ekor per hari.
Di sisi lain, Negara Indonesia menggalakkan peningkatan ekspor minyak kelapa sawit ke lingkungan ekonomi Chile sebagai bentuk kemitraan yang saling menguntungkan. Usulan yang dimaksud disambut positif oleh Chile.
“Yang terpenting adalah kolaborasi yang tersebut saling menguntungkan antara kedua negara,” tegas Mentan Amran.
Pertemuan ini juga menandai penguatan sikap strategis kedua negara pada sistem kerja identik internasional. Chile menyampaikan dukungan penuh terhadap upaya Negara Indonesia untuk bergabung di Organisasi Kerja Sama kemudian Pembangunan Kondisi Keuangan (OECD) juga Kemitraan Trans-Pasifik Komprehensif kemudian Progresif (CPTPP).
Menteri Pertanian Chile Esteban Valenzuela menyambut baik kerja sejenis itu dan juga menyebutnya sebagai perjumpaan yang tersebut produktif lalu strategis.
Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap sambutan Tanah Air juga harapan besar melawan kemitraan jangka panjang.
“Ini adalah kunjungan pertama saya ke Tanah Air sebagai Menteri Pertanian, dan juga berubah menjadi sinyal kuat bagi kedua negara untuk memulai pembangunan kemitraan sejati,” ujar Valenzuela.
Diketahui, Chile merupakan satu-satunya negara pada Amerika Latin yang mana sudah pernah melakukan penandatanganan perjanjian perdagangan CEPA dengan Negara Indonesia sejak 2019. Dalam reuni ini, Chile juga menyampaikan ketertarikan terhadap komoditas unggulan Negara Indonesia lainnya.
“Kami penting untuk menciptakan bidang usaha positif dengan Indonesia, bekerja mirip sebagai teman, sebagai mitra, juga sebagai anggota Komunitas Global Selatan,” tambah Valenzuela.
Artikel ini disadur dari Indonesia dan Chile perkuat teknologi pertanian dan akses pasar global