Negara NATO Hal ini Sebut Trump Mulai Habis Kesabaran terhadap Presiden Rusia

Negara NATO Hal ini Sebut Trump Mulai Habis Kesabaran terhadap Presiden Rusia

Jakarta – Presiden Finlandia Alexander Stubb mengatakan mitranya dari Amerika Serikat (AS) Donald Trump mulai kehilangan kesabaran dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pernyataan ini disampaikan Stubb setelahnya percakapan panjang dengan mitranya dari AS. Ia memaparkan Trump serta Putin, yang mana dijadwalkan berbicara melalui telepon pada Mulai Pekan (19/5/2025), tak boleh memutuskan nasib negara Ukraina tanpa campur tangan presidennya, Volodymyr Zelensky.

“Jika kita dapat menyatukannya, kita dapat mengutarakan bahwa Zelensky sabar juga Presiden Trump mulai tiada sabar, tetapi ke arah yang benar, yaitu ke arah Rusia,” kata Stubb pada sebuah konferensi keamanan pada Estonia, seperti disitir The Guardian, Awal Minggu (19/5/2025).

Stubb juga memaparkan ada kemungkinan, tergantung pada bagaimana pembicaraan telepon itu berlangsung, bahwa senator Negeri Paman Sam Lindsey Graham serta Richard Blumenthal akan memperkenalkan paket sanksi ke Kongres minggu ini untuk menghasilkan keuangan Rusia tak dapat dipertahankan.

Stubb telah lama melakukan kontak hampir setiap hari dengan Graham, yang mana menggambarkan paket sanksi itu sebagai “sangat menyakitkan”. Ia mengemukakan bahwa ancaman sanksi kemudian tidak ada menerapkannya tiada akan mengakibatkan hambatan kredibilitas selama Barat menyebabkan Presiden Rusia bereaksi.

Graham, yang mana mendiskusikan paket sanksinya dengan menteri luar negeri Eropa minggu lalu, diharapkan secara luas akan mengadaptasi ketentuan RUU yang dimaksud sehingga ditujukan untuk perusahaan asing yang mana mengimpor energi Rusia. Graham, manusia loyalis Trump, menggambarkan sanksinya sebagai tambahan terhadap kebijakan tarif Trump serta tidak alternatif.

Paket awal berisi rencana untuk mengenakan tarif 500% pada barang-barang dari negara manapun yang tersebut berdagang energi dengan Rusia, kebijakan yang sudah pernah dibatalkan Trump di konflik dagangnya.

Stubb memaparkan bahwa setiap kontak Eropa dengan Pemimpin Rusia akan diwujudkan melalui kepemimpinan E3 Inggris, Prancis, dan juga Jerman. “Di tingkat atas, kita tidak ada boleh berperan sendiri,” katanya.

Stubb, salah satu dari sekelompok kecil pemimpin Eropa yang dimaksud dekat dengan Trump, menyatakan bahwa beliau telah lama menggunakan pengaruhnya untuk membujuk presiden agar merevisi pandangannya tentang kekuatan kegiatan ekonomi dan juga militer Rusia.

Pada konferensi keamanan Lennart Meri pada Tallinn, ia mengungkapkan bahwa pada percakapannya dengan Trump pada Sabtu, ia telah dilakukan mencoba menjelaskan bahwa Rusia tidak lagi negara adidaya, “tentu hanya bukan secara ekonomi”.

“Rusia lebih lanjut kecil dari Italia, sedikit lebih banyak besar dari Spanyol [dalam hal ekonominya]. Secara militer, Rusia ingin mengingkari kedaulatan independen juga integritas teritorial negara Ukraina tiga tahun lalu. Rusia telah dilakukan progresif kurang dari satu poin persentase tahun ini, serta suku bunganya tambahan dari 20% lalu cadangannya habis,” kata Stubb.

Menurutnya, Rusia tidak lagi negara yang dimaksud dapat dilihat sebagai negara adidaya. “Ini adalah jenis arahan yang mana harus Anda sampaikan. Hal ini bukanlah permainan yang mudah, tetapi Anda harus terus melibatkan pemerintahan Amerika,” imbuhnya.

“Pandangan bola Trump tak berjauhan dari apa yang digunakan kita lihat pada konser kekuatan abad ke-19 – era kekuatan besar yang digunakan terkadang penuh persaingan dan juga terkadang kerja sama. Kita harus meyakinkan pemerintah Negeri Paman Sam bahwa perdagangan bebas dan juga aturan bersatu lebih besar baik daripada kesepakatan transaksional, kemudian kita menunjukkan bahwa kita penting tentang pertahanan di Eropa lalu bahwa kita adalah penyedia keamanan dan juga bukanlah konsumen keamanan.”

Next Article Trump-Putin ‘Main Belakang’ di Perang Ukraina, Eropa Uring-uringan

Artikel ini disadur dari Negara NATO Ini Sebut Trump Mulai Habis Kesabaran terhadap Putin