
Pengunjung mencoba kopi pada salah satu tenan pada acara pameran World of Coffee Ibukota Indonesia 2025 ke DKI Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta, Kamis (15/5/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Pameran yang dimaksud disertai lebih tinggi dari 300 kontestan dari lima negara di dalam dunia yang disebutkan bertujuan untuk memperkenalkan kopi Indonesia terhadap dunia sekaligus sebagai ruang dialog antara pelaku lapangan usaha kopi, pemerintah, juga mitra strategis yang dimaksud berlangsung 15-17 Mei 2025. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Melalui pameran ini pengunjung disuguhkan dengan beraneka pilihan biji kopi khas nusantara dan juga diharapkan mengakibatkan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Pantauan CNBC Indonesia, pameran World of Coffee Ibukota 2025 nampak dipenuhi pengunjung yang digunakan mayoritas merupakan pecinta kopi. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Salah satu biji kopi jika Timor-Leste dengan kemasan kecil dan juga unik dibanderol dengan nilai Rupiah 15ribu. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Selain disuguhkan dengan bermacam pilihan biji kopi, pameran yang dimaksud juga menampilkan mesin untuk meroasting hingga keperluan penunjang lainnya di pembuatan kopi. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Mengutip dari pertanian.go.id, Nusantara adalah produsen kopi terbesar keempat di dunia setelahnya Brasil, Vietnam, juga Kolombia, dengan produksi sekitar 789.000 ton per tahun, menurut Kementerian Pertanian untuk 2022-2025. Dari total produksi, 150.000 ton adalah arabika, sementara 600.000 ton lainnya robusta. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Ekspor bersih diperkirakan meningkat dari 420.000 ton pada 2024 berubah menjadi 427.000 ton pada 2025. Sementara konsumsi domestik turun dari 368.000 ton berubah jadi 361.000 ton. Pada Januari-September 2024, ekspor kopi mencapai 342.000 ton atau senilai 1,49 miliar dollar Negeri Paman Sam (Rp 23 triliun), dengan tujuan utama ke Amerika Serikat, Mesir, Jerman, kemudian Malaysia.(CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Daryanto Witarsa selaku Ketua Umum Asosiasi Kopi Spesial Nusantara mengakatakan selama masih ada permintaan maka kopi Indonesi jadi salah satu yang digunakan dicari. Terlebih lagi kopi selama tanah air memiliki rasa yang tersebut berbeda serta tidaklah bisa saja ditemukan di negara lain. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Dia juga memaparkan komoditi kopi sedang masuk puncak golden era, baik dari kopi arabika maupun robusta. Namun tantangan utama yang tersebut harus dihadapi oleh produsen dari Negara Indonesia terkait produktivitas itu sendiri. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)










Artikel ini disadur dari Pecinta Kopi Merapat! Pameran Kopi Indonesia yang Mendunia