Salah Hitung Tempat Bulan, Kapal Raksasa Tenggelam Ribuan Tewas

Salah Hitung Tempat Bulan, Kapal Raksasa Tenggelam Ribuan Tewas

Jakarta – Salah hitung kedudukan bulan ternyata berpengaruh besar pada kapal raksasa, hingga bisa saja membuatnya tenggelam. Ini adalah dialami oleh kapal legendaris Titanic.

Para insinyur perusahaan kapal, Harland and Wolff, boleh berbangga diri di mana kapal rakitannya resmi selesai pada 31 Maret 1912. Dengan panjang 269 meter, lebar 28,19 meter, kemudian dilengkapi teknologi termutakhir, kapal ini diciptakan sebagai benda menggerakkan buatan manusia yang tersebut paling besar, megah, lalu paling canggih pada globus kala itu.

Keganasan ombak samudra pun disebut tak akan jadi permasalahan besar. Para penumpang dijanjikan kenyamanan serta keamanan mutlak. Kapal ini begitu sempurna sampai muncul pernyataan legendaris, “Tuhan pun tak akan bisa saja menenggelamkan kapal ini.” Saking hebatnya.

Sembilan hari pasca perakitan selesai, kapal megah itu akhirnya memulai pelayaran perdananya dari Southampton, Inggris, menuju New York, Amerika Serikat. Kelak, kapal itu diberi nama RMS Titanic. Ribuan penumpang yang digunakan mayoritas kaum elit lalu orang-orang terkaya Eropa menaruh harapan lalu harta pada dalamnya. Sebab merekan percaya kapal itu akan datang aman.

Maka, dia tak cuma menyebabkan diri, tetapi juga emas, berlian, hingga mobil mewah ke di kapal. Total, seluruh harta benda yang digunakan diangkut sangat fantastis. Daily Mail menaksir seluruhnya mencapai US$250 jt pada masa sekarang atau sekitar Rp4 triliun.

Namun, keyakinan itu runtuh empat hari kemudian. Di sedang waktu malam berbintang serta lautan tenang, Titanic menabrak gunung es. Lambung kapal robek sepanjang 90 meter. Air laut segera mengalir deras ke di lambung kapal. Bencana tak terhindarkan.

Tepat hari ini 113 tahun lalu, pada 15 April 1912, Titanic tenggelam di dalam Samudra Atlantik. Sebanyak 2.208 penumpang terpaksa mengakhiri perjalanan tidak di dalam AS, tetapi di lautan antah berantah.

Dari keseluruhan penumpang, semata-mata 707 jiwa yang digunakan berhasil selamat. Selebihnya, dinyatakan tewas. Ada yang dimaksud tenggelam bersatu kapal ke kedalaman 4 kilometer. Ada juga yang tersebut membeku perlahan ke permukaan laut super dingin.

Mengungkap Misteri

Dari sini, cerita legendaris Titanic dimulai. Selama seabad lebih, Titanic terus dibicarakan sejumlah orang, salah satunya perihal barang-barang yang mana terlibat tenggelam. Mengutip BBC Internasional, berbagai pihak tergoda menjelajahi bangkai kapal.

Mereka mencari barang-barang milik penumpang atau benda-benda artefak dari kapal. Mulai dari, jam saku, lukisan, berlian, parfum, tas, hingga guci-guci selama China. Semuanya memang sebenarnya benda mati, tetapi berubah menjadi saksi bisu dari salah satu kejadian paling memilukan pada seluruh dunia. Tentu, akan sangat menguntungkan jikalau dijual.

Untungnya, sebagian dari benda-benda Titanic yang disebutkan sudah ada diselamatkan. Sebagai satu-satunya pihak yang berhak mengambil, perusahaan Titanic menyimpan benda-benda yang disebutkan pada museum. Alias tak dijual.

“Kami ingin menjamin bahwa kami melestarikan kenangan tersebut, akibat tiada semua penduduk mampu pergi ke Titanic, dan juga kami ingin dapat menyampaikannya untuk publik,” ungkap Direktur Koleksi RMS Titanic, Tomasina Ray.

Selain perkara harta karun, pembicaraan Titanic sekarang ini juga mengenai penyebab tenggelam. Di balik cerita legendaris masalah “Tuhan tak akan mampu menenggelamkan kapal”, para ahli berupaya mencari jawaban logis melawan tragedi kelam itu. Salah satunya terkait keberadaan gunung es yang tersebut sebenarnya tak diprediksi para awak kapal.

Penyebab Tenggelamnya Titanic Tetap Misteri?

Sejarawan Tim Maltin di Titanic: A Very Deceiving Night (2012) mengungkap, salah satu komponen kecelakaan Titanic adalah air pasang lautan. Kala itu, bulan sedang berada di dalam sikap terdekatnya dengan bumi. Air laut pun mengalami kenaikan lalu menimbulkan gunung es yang mana berada ke utara terapung hingga ke jalur pelayaran Titanic.

Sebagai catatan, jalur pelayaran Titanic merupakan jalur lazim yang dimaksud dilewati kapal juga memang benar seharusnya tak ada gunung es. Atas alasan ini, awak Titanic tak memasukkan gunung es sebagai ancaman. Maka, di mana gunung es secara tiba-tiba muncul, bencana pun tak sanggup dihindari.

Tim Maltin pun menyebut, telah seharusnya tak ada penduduk yang tersebut disalahkan berhadapan dengan tragedi Titanic sebab tidak murni kesalahan manusia.

Meski begitu, pendapat yang dimaksud hanya saja menambah daftar panjang teori pemicu tenggelamnya Titanic. Sampai sekarang, pemicu tenggelamnya kapal masih terus diuji oleh para ahli.

 

Next Article Cahaya Aneh Muncul ke Bulan, Tertangkap Kamera Astronom Jepang

Artikel ini disadur dari Salah Hitung Posisi Bulan, Kapal Raksasa Tenggelam Ribuan Tewas